Senin, 17 April 2017

Penulisan Berita

Penulisan Berita
Penulisan berita, apapun jenisnya, adalah pekerjaan karang mengarang. Jadi, kaidah karang mengarang haruslah diterapkan dalam penulisan berita itu, disamping rambu-rambu khusus yang berlaku dalam dunia jurnalistik.
Rambu-rambu itu berkenaan dengan cara penulisan judul, berita, teras berita, tubuh berita, dan bagian penutup. Di bawah ini cara menulis bagian-bagian berita.

1.      Penulisan Judul Berita
Judul berita, disebut juga kepala berita atau headline news, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tampak menarik dan hidup. Untuk membuat judul lebih menarik dan hidup, lazim dibuat dengan meninggalkan prefiks –me atau prefiks ber- yang ada pada verba atau kata kerjanya, padahal dalam ragam bahasa baku kedua prefiks itu harus ditampilkan.

2.      Penulisan Teras Berita
Dalam jurnalistik Indonesia ada beberapa istilah untuk menyebutkan teras berita, yaitu pengantar berita, awal berita dan intro. Istilah teras berita juga diterapkan oleh kantor berita “Antara” (Rosihan Anwar 1991).
Teras berita adalah bagian yang penting dari sebuah berita, yang ditempatkan pada paragraph pertama di bawah judul berita. Teras berita dapat sebuah kalimat atau lebih yang terikat pada sebuah paragraph. Teras berita ini harus menarik dan ditulis dalam kalimat-kalimat pendek.
Teras berita harus menggambarkan tubuh berita. Karena itu, meskipun teras berita ditulis dengan kalimat singkat harus memuat unsur 5W+1H. unsur mana yang harus ditonjolkan.
Namun ada kecenderungan untuk menonjolkan unsur who dalam teras berita. Lebih-lebih kalau who itu adalah seorang tokoh terkenal. Kebanyakan jurnalis menganggap teras berita dengan menonjolkan unsur who pasti penting.  



3.      Penulisan Badan dan Penutup Berita
Badan berita merupakan penjabaran atau perincian yang lebih luas tentang teras berita. Dalam badan berita dijelaskan apa yang sudah di dalam teras berita namun lebih terperinci.
Untuk bagian penutup, mungkin bisa dikemukakan harapan atau solusi dalam permasalahan dalam berita tersebut.

4.      Penulisan Berita Ringan (soft news)
Berbeda dengan berita langsung (straight news), maka berita ringan tidak terikat dengan unsur “penting” dan unsur “aktual”. Yang penting pada berita ringan ini adalah unsur manusianya, menyentuh rasa kemanusiaan, dan keadilan bagi banyak orang. Berita ringan ini mengambil satu sisi kemanusiaan dari berita langsung.

5.      Penulisan Berita Kisah (Feature)
Berita kisah boleh saja mengambil kisah dari orang-orang atau tokoh-tokoh masa lalu. Yang penting dalam berita kisah adalah ditampilkannya latar belakang manusia yang terlibat dalam peristiwa itu. Latar belakang terutama mengenai tindakan, watak, motif, dan emosi dari unsur who atau unsur lainnya. Begitu juga dengan unsur how yang menyangkut masalah bagaimana pelaku melakukan perbuatannya atau juga korban mengalami nasibnya.
Berita kisah, juga berita langsung, dan berita ringan, pada hakikatnya adalah sebuah karangan utuh, yang harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan sebuah karangan. Hanya corak dan kelengkapan isinya yang berbeda. Berita kisah tidak mementingkan keaktualan sedangkan berita langsung dan berita ringan sangat menekannkan keaktualan dan “pentingnya” berita itu disampaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar