Penulisan
Berita
Penulisan berita, apapun jenisnya,
adalah pekerjaan karang mengarang. Jadi, kaidah karang mengarang haruslah
diterapkan dalam penulisan berita itu, disamping rambu-rambu khusus yang
berlaku dalam dunia jurnalistik.
Rambu-rambu itu berkenaan dengan cara
penulisan judul, berita, teras berita, tubuh berita, dan bagian penutup. Di bawah
ini cara menulis bagian-bagian berita.
1. Penulisan
Judul Berita
Judul
berita, disebut juga kepala berita atau headline news, harus dibuat sedemikian
rupa sehingga tampak menarik dan hidup. Untuk membuat judul lebih menarik dan
hidup, lazim dibuat dengan meninggalkan prefiks –me atau prefiks ber- yang ada
pada verba atau kata kerjanya, padahal dalam ragam bahasa baku kedua prefiks
itu harus ditampilkan.
2. Penulisan
Teras Berita
Dalam
jurnalistik Indonesia ada beberapa istilah untuk menyebutkan teras berita,
yaitu pengantar berita, awal berita dan intro. Istilah teras berita juga
diterapkan oleh kantor berita “Antara” (Rosihan Anwar 1991).
Teras
berita adalah bagian yang penting dari sebuah berita, yang ditempatkan pada paragraph
pertama di bawah judul berita. Teras berita dapat sebuah kalimat atau lebih
yang terikat pada sebuah paragraph. Teras berita ini harus menarik dan ditulis
dalam kalimat-kalimat pendek.
Teras
berita harus menggambarkan tubuh berita. Karena itu, meskipun teras berita
ditulis dengan kalimat singkat harus memuat unsur 5W+1H. unsur mana yang harus
ditonjolkan.
Namun
ada kecenderungan untuk menonjolkan unsur who
dalam teras berita. Lebih-lebih kalau who
itu adalah seorang tokoh terkenal. Kebanyakan jurnalis menganggap teras berita
dengan menonjolkan unsur who pasti
penting.
3. Penulisan
Badan dan Penutup Berita
Badan
berita merupakan penjabaran atau perincian yang lebih luas tentang teras
berita. Dalam badan berita dijelaskan apa yang sudah di dalam teras berita
namun lebih terperinci.
Untuk
bagian penutup, mungkin bisa dikemukakan harapan atau solusi dalam permasalahan
dalam berita tersebut.
4. Penulisan
Berita Ringan (soft news)
Berbeda
dengan berita langsung (straight news), maka berita ringan tidak terikat dengan
unsur “penting” dan unsur “aktual”. Yang penting pada berita ringan ini adalah unsur
manusianya, menyentuh rasa kemanusiaan, dan keadilan bagi banyak orang. Berita ringan
ini mengambil satu sisi kemanusiaan dari berita langsung.
5. Penulisan
Berita Kisah (Feature)
Berita
kisah boleh saja mengambil kisah dari orang-orang atau tokoh-tokoh masa lalu. Yang
penting dalam berita kisah adalah ditampilkannya latar belakang manusia yang
terlibat dalam peristiwa itu. Latar belakang terutama mengenai tindakan, watak,
motif, dan emosi dari unsur who atau unsur
lainnya. Begitu juga dengan unsur how
yang menyangkut masalah bagaimana pelaku melakukan perbuatannya atau juga
korban mengalami nasibnya.
Berita
kisah, juga berita langsung, dan berita ringan, pada hakikatnya adalah sebuah
karangan utuh, yang harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan sebuah karangan. Hanya
corak dan kelengkapan isinya yang berbeda. Berita kisah tidak mementingkan
keaktualan sedangkan berita langsung dan berita ringan sangat menekannkan
keaktualan dan “pentingnya” berita itu disampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar